My Diary
Selasa
Selasa
29/07/2014
21:00 WIB
Fb:MyAno West Java
21:00 WIB
Fb:MyAno West Java
Assalamualaikum, Penonton-penonton,
Apa kabar? Baik Kan! Selamat malam sobat My Diary semua!, tetap masih dalam
suasana lebaran tentunya, kali ini My Ano akan menceritakan sebuah tradisi di
Tasikmalaya bagian selatan atau palih pakidulan, di Sukaraja lah pokona mah!
Matakna arulin atuh ka Sukaraja ameh arapal. Di Sukaraja Ada sebuah tradisi
Perang Lodong! Sobat My Diary tau apa itu Lodong? Pasti orang Kota mah moal
arapaleun, yeh kalau di Palestina ada perang Rudal di Sukaraja ada perang
Lodong, etsss jangan salah kalau soal suara ledakanya nggak kalah sama Rudal!
Betul apa betul penonton! Kayaknya udah penasaran ya, ok fix langsung aja ke
TKP.
Perang Lodong karbit, permainan yang sudah tradisi khas Sukaraja, menyemarakan suasana Lebaran di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Selasa malam ini.
Ternyata kegiatan yang di selenggarakan sekarang ini sudah rutin di adakan setiap tahunnya atau pelaksanaannya setelah hari raya Lebaran sekarang. Peserta yang mengikuti adalah sejumlah warga kampung Cempaka, Kampung Koleberes, dan Kampung Tonjong untuk tahun ini ggak ikut serta.
Ada dua kampung yang ikut perang lodong karbit ini, yang selalu digelar setiap tahunnya. Perang lodong tersebut di gelar selama dua hari setelah sebelumnya. Senin (28/07) malam di mulai pukul 20:00 WIB hingga menjelang dini hari.
Warga di dua kampung itu saling membunyikan lodong yang terbuat dari pohon kawung atau pohon aren yang berukuran panjang sekitar 6 meter hingga 7 meter dengan lubang 60 hingga 70 cm.
Masing-masing warga di dua kampung itu memasang 20 hingga 25 lodong yang di pasang di peltataran tanah galengan sawah lalu di arahkan lubangnya ke hamparan sawah lega yang cukup luas.
Perang lodong yang diselenggarakan dari dana iuran antar warga sekitaran kampung. Secara bergantian membunyikan lodong untuk memberikan kesan suara lodong agar dapat di dengar lebih keras antar kampung lainnya. Tentunya saling bergantian membunyikan lodong sekeras-kerasnya di setiap kedua kampung.
Suara yang terdengar keras sampai ke kampung lainya merupakan yang terbaik dan warga yang membunyikan menjadi kebanggaan dan sontak langsung bersorak kemudian di balas suara kepada kampung lainnya untuk membunyikan lodong lebih keras lagi.
Perang lodong ini ternyata sudah tradisi secara turun menurun yang sudah di lakukan oleh orang tua terdahulu yang selalu di gelar setelah hari raya lebaran.
Perang Lodong karbit, permainan yang sudah tradisi khas Sukaraja, menyemarakan suasana Lebaran di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Selasa malam ini.
Ternyata kegiatan yang di selenggarakan sekarang ini sudah rutin di adakan setiap tahunnya atau pelaksanaannya setelah hari raya Lebaran sekarang. Peserta yang mengikuti adalah sejumlah warga kampung Cempaka, Kampung Koleberes, dan Kampung Tonjong untuk tahun ini ggak ikut serta.
Ada dua kampung yang ikut perang lodong karbit ini, yang selalu digelar setiap tahunnya. Perang lodong tersebut di gelar selama dua hari setelah sebelumnya. Senin (28/07) malam di mulai pukul 20:00 WIB hingga menjelang dini hari.
Warga di dua kampung itu saling membunyikan lodong yang terbuat dari pohon kawung atau pohon aren yang berukuran panjang sekitar 6 meter hingga 7 meter dengan lubang 60 hingga 70 cm.
Masing-masing warga di dua kampung itu memasang 20 hingga 25 lodong yang di pasang di peltataran tanah galengan sawah lalu di arahkan lubangnya ke hamparan sawah lega yang cukup luas.
Perang lodong yang diselenggarakan dari dana iuran antar warga sekitaran kampung. Secara bergantian membunyikan lodong untuk memberikan kesan suara lodong agar dapat di dengar lebih keras antar kampung lainnya. Tentunya saling bergantian membunyikan lodong sekeras-kerasnya di setiap kedua kampung.
Suara yang terdengar keras sampai ke kampung lainya merupakan yang terbaik dan warga yang membunyikan menjadi kebanggaan dan sontak langsung bersorak kemudian di balas suara kepada kampung lainnya untuk membunyikan lodong lebih keras lagi.
Perang lodong ini ternyata sudah tradisi secara turun menurun yang sudah di lakukan oleh orang tua terdahulu yang selalu di gelar setelah hari raya lebaran.
Ternyata kerasnya suara yang di
timbulkan dari lodong karbit itu di perkirakan bisa mencapai radius 4 km,
sementara itu salah seorang pengunjung asal luar kota Tasikmalaya Mr X sengaja
datang jauh-jauh hanya untuk melihat langsung dari dekat kegiatan tradisi
perang Lodong.
''Saat terdengar bunyi lodong memang sangat keras yang membtat jantung saya berdetak seperti genderang mau perang dah hampir copot, kata Mr X mengaku senang. By My Ano Karno
''Saat terdengar bunyi lodong memang sangat keras yang membtat jantung saya berdetak seperti genderang mau perang dah hampir copot, kata Mr X mengaku senang. By My Ano Karno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar