Minggu, 05/01/2014 13:00 WIB
Oleh Ano Karno | Fauzi Ramzi
BERITA KAMPUNG PASARKOLOT
Memulai tahun baru, warga sebagian Kampung Pasarkolot, Kecamatan
Sukaraja, kab Tasikmalaya, Jawa Barat, kesulitan memperoleh elpiji 3kg.
Sejau ini, warga belum mengetahui penyebab kelangkaan tersebut. Hanya
saja di peroleh keterangan dari sejumlah pemilik warung Neni/Ucu, mang
Adang dan pak Eman penyedia elpiji 3 kg, bahwa ada pengurangan stok
dari pangkalan.
Ibu Ecin, pemilik kerajinan batik Sukapura, 55, warga Kampung
Pasarkolot, Kecamatan Sukaraja, kelangkaan gas di kampungnya sudar
terjadi waktu pergantian tahun.
Sekalipun ada, di akuinya, elpiji tersebut di jual dengan harga yang
cukup mahal dari harga biasanya.
" Biasanya saya membeli dengan harga Rp17.000/tabung. Tapi sekarang
harganya bisa mencapai Rp18.000 sampai Rp19.000/tabung," ungkapnya.
Kondisi serupa juga di alami di kampung legok itu juga dilanda
kelangkaan elpiji 3 Kg. Kelangkaan elpiji 3 Kg di rasakan warga sudah hampir satu minggu
terakhir. Kondisi tersebut membuat warga meradang. Pasalnya, warga
harus mencari gas menggunakan kendaraan sejauh lebih dari satu sampai
dengan dua kilometer dari tempat tinggalnya.
" Kemarin saya mencari gas dari warung ke warung lainya hingga ke
jembatan jamban perbatasan antara kota dan kabupaten Tasikmalaya,
akhirnya memu dengan harga selangit, " jelas Ny Dewi, 45.
Neni, 35, pemilik warung penjualan elpiji 3 Kg, menyebutkan tidak
mengetahui penyebab kelangkaan. Hanya saja, diakuinya, terjadi
pengurangan jatah pengiriman. Biasanya di kirim 10-15 tabun per tiga
hari sekali, sekarang hanya di beri jatah 5 tabung. Bahkan pengiriman
tidak tepat waktu. ya itulah berita kampung Pasarkolot yang dapat
saya sampaikan. Saya reporter Berita Ano Karno di Kampung Pasarkolot
mengabarkan.Sampai berjupa kembali.pret pret pet
Sukaraja, kab Tasikmalaya, Jawa Barat, kesulitan memperoleh elpiji 3kg.
Sejau ini, warga belum mengetahui penyebab kelangkaan tersebut. Hanya
saja di peroleh keterangan dari sejumlah pemilik warung Neni/Ucu, mang
Adang dan pak Eman penyedia elpiji 3 kg, bahwa ada pengurangan stok
dari pangkalan.
Ibu Ecin, pemilik kerajinan batik Sukapura, 55, warga Kampung
Pasarkolot, Kecamatan Sukaraja, kelangkaan gas di kampungnya sudar
terjadi waktu pergantian tahun.
Sekalipun ada, di akuinya, elpiji tersebut di jual dengan harga yang
cukup mahal dari harga biasanya.
" Biasanya saya membeli dengan harga Rp17.000/tabung. Tapi sekarang
harganya bisa mencapai Rp18.000 sampai Rp19.000/tabung," ungkapnya.
Kondisi serupa juga di alami di kampung legok itu juga dilanda
kelangkaan elpiji 3 Kg. Kelangkaan elpiji 3 Kg di rasakan warga sudah hampir satu minggu
terakhir. Kondisi tersebut membuat warga meradang. Pasalnya, warga
harus mencari gas menggunakan kendaraan sejauh lebih dari satu sampai
dengan dua kilometer dari tempat tinggalnya.
" Kemarin saya mencari gas dari warung ke warung lainya hingga ke
jembatan jamban perbatasan antara kota dan kabupaten Tasikmalaya,
akhirnya memu dengan harga selangit, " jelas Ny Dewi, 45.
Neni, 35, pemilik warung penjualan elpiji 3 Kg, menyebutkan tidak
mengetahui penyebab kelangkaan. Hanya saja, diakuinya, terjadi
pengurangan jatah pengiriman. Biasanya di kirim 10-15 tabun per tiga
hari sekali, sekarang hanya di beri jatah 5 tabung. Bahkan pengiriman
tidak tepat waktu. ya itulah berita kampung Pasarkolot yang dapat
saya sampaikan. Saya reporter Berita Ano Karno di Kampung Pasarkolot
mengabarkan.Sampai berjupa kembali.pret pret pet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar